Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9
September 1949; umur 60 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat
sejak 20 Oktober 2004.Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih
dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk
periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama
Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa
kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.
Yudhoyono
yang dipanggil “Sus” oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan “SBY”,
melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan.Ia merupakan seorang
pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang
Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman
Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil
sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang
Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000.Pada
Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri
membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung
oleh rakyat Indonesia.Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945.
Dalam
kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak
perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini
Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada
tahun 1965.
Latar
belakang dan keluarga
Ia
lahir di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 dari anak pasangan
Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari ayahnya, silsilahnya dapat dilacak hingga
Pangeran Buwono Keling dari Kerajaan Majapahit dengan RM. Kustilah yang
merupakan keturunan Gusti Bandoro Ayu (putri Sri Sultan Hamengkubuwono III.
Seperti
ayahnya; Viditaris Sasongko, ia pun berkecimpung di dunia kemiliteran.Selain
tinggal di kediaman keluarga di Bogor (Jawa Barat), SBY juga tinggal di Istana
Merdeka, Jakarta.Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herawati
yang adalah anak perempuan ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhi Wibowo
(alm).Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo turut membantu menumpas PKI
(Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965.Dari pernikahan mereka lahir dua
anak lelaki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1979) dan Edhie Baskoro
Yudhoyono (lahir 1982).
Agus
adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997 dan Akademi Militer Indonesia
tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan
seorang prajurit dengan pangkat Letnan Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di
sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa Barat. Agus menikahi Anissa Larasati
Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank
Indonesia.Sejak pertengahan 2005, Agus menjalani pendidikan untuk gelar
master-nya di Strategic Studies at Institute of Defense and Strategic Studies,
Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam
Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of
Technology di Perth, Australia Barat.
Pendidikan
- Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
- American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
- Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
- Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
- On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
- Jungle Warfare School, Panama, 1983
- Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984
- Kursus Komando Batalyon, 1985
- Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
- Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS
- Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
- Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2004.
Karier
militer
Tahun
1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan
terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan
mental, fisik, dan intelek. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan
Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US
Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger
Course (Fort Benning) Amerika Serikat.
Kariernya
berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81
Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad
(1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD
(1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course
(Fort Benning) Amerika Serikat.
Tahun
1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort
Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank
di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti
karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam
IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Periode
1988-1989, ia belajar di Sekolah Komando Angkatan Darat dan melanjutkan ke US
Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia
bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1
Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam
IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces
(UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai
Kepala Staf Teritorial TNI. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh
karena pengangkatannya sebagai menteri.
Lulusan
Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat dan
Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti
karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua
Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial
(Kaster ABRI) dengan pangkat Letnan Jenderal.
Karier
politik
Tampil
sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang
dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa
MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan
Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Setahun kemudian,
tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik,
Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali
kabinet Abdurrahman Wahid.
Dengan
keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam
ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan
ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik
darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai
pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan
darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.
Belum
genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang
mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena
ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti
sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden
tidak pernah diterimanya.
Kabinet
Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus
2001.Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam
ditinggalkannya pada 11 Maret 2004.Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September
2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak.Ketika Partai
Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi
presiden dalam pemilu presiden 2004.
Setelah
mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye
pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat.
Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif
dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu
Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan
Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan
kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.
Ringkasan
karir
- Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
- Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
- Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
- Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
- Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
- Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
- Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
- Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
- Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
- Dosen Seskoad (1989-1992)
- Korspri Pangab (1993)
- Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
- Asops Kodam Jaya (1994-1995)
- Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
- Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
- Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
- Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
- Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
- Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
- Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
- Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
- Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
- Presiden Republik Indonesia (2004-Sedang Menjabat)
Penugasan
Operasi
Timor Timur (1979-1980), dan 1986-1988
Jenderal
TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah ditugaskan dalam sebuah
operasi di Timor-Timur pada periode 1979-1980 dan 1986-1988 ini meraih gelar
doktor (PhD) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB)
pada 3 Oktober 2004. Pada 15 Desember 2005, ia menerima gelar doktor kehormatan
di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat Bangkok (Thailand)[1]. Dalam
pidato pemberian gelar, ia menegaskan bahwa politik merupakan seni untuk
perubahan dan transformasi dalam sebuah negara demokrasi yang damai. Ia tidak
yakin sepenuhnya kalau politik itu adalah ilmu.
Penghargaan
- Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
- Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
- Satya Lencana Seroja, 1976
- Honor Graduate IOAC, USA, 1983
- Satya Lencana Dwija Sista, 1985
- Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
- Dosen Terbaik Seskoad, 1989
- Satya Lencana Santi Dharma, 1996
- Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
- Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
- Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
- Wing Penerbang TNI-AU, 1998
- Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
- Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
- Bintang Dharma, 1999
- Bintang Maha Putera Utama, 1999
- Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
- Bintang Asia (Star of Asia), 2005, oleh BusinessWeek
- Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama, 2006, oleh Sultan Brunei
- Doktor Honoris Causa, 2006, oleh Universitas Keio
- Darjah Utama Seri Mahkota, 2008, oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin
- 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009, oleh TIME
Susilo
Bambang Yudhoyono juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima penghargaan
Nobel perdamaian 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari
atas inisiatif mereka untuk perdamaian di Aceh.
Masa
kepresidenan
MPR
periode 1999-2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 sehingga
memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara
pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden
terpilih pertama pilihan rakyat dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam
setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.Ia
unggul dari pasangan Presiden Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada pemilu
2004.
Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya
selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan
perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras
bersama pimpinan dan rakyat.
Di
masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang
tsunami, gempa bumi, dll.Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi Presiden
yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan
kesejahteraan rakyat.
Susilo
Bambang Yudhoyono juga membentuk UKP3R, sebuah lembaga kepresidenan yang
diketuai oleh Marsilam Simandjuntak pada 26 Oktober 2006. Lembaga ini pada awal
pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak
dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu
dibentuknya UKP3R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya
diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.
Layanan
SMS Presiden
Sekitar
bulan Juni 2005, Presiden SBY memulai layanan pesan singkat (SMS) ke nomor
telepon selulernya di 0811109949 namun esok harinya terjadi gangguan teknis
karena banyaknya SMS yang masuk dan sekarang diganti cukup dengan SMS ke 9949
setelah itu SMS akan dipilih dan disampaikan ke presiden. Nomor 9949 adalah
tanggal lahir beliau (9 September 1949).
Tanggal
28 Juni 2005, Presiden SBY mengirimkan SMS kepada masyarakat dengan nama
pengirim Presiden RI yang berisi tentang pencegahan narkoba. Kebenaran SMS ini
sudah dikonfirmasikan dan juru bicara Presiden menyatakan berbagai SMS akan
menyusul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar