“Mereka bertanya kepadamu
tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan
tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah
kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS.
Al-Ahzab: 63)
“Tidak akan terjadi hari
kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan, “[1]
Dukhan (asap yang meliputi manusia), [2] keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang
yang bisa berbicara), [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ’Isa bin
Maryam ‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya
tiga longsor besar (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat dan di jazirah
Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring
manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)
Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian
headline di beberapa media massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya
tentang sambutan gegap gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang
bercerita tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012 . Film ini diangkat dari
ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa “kiamat” yang
dimaksud akan terjadi pada 21 Desember 2012.
Berbicara tentang ramalan kiamat
sebenarnya bukan hal baru, banyak sekali paranormal dan tukang ramal sejak dulu
telah menyesatkan masyarakat dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu
yang pasti: semua ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali. Anehnya
masih banyak juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek hanya demi
menonton film tersebut.
Meski kami tahu, alhamdulillah kaum
muslimin pada umumnya tidak mudah terpengaruh untuk percaya dengan
ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada seorang muslim yang sangat awam
mengatakan, “kiamat di tangan Allah bukan di tangan orang-orang
Hollywood”.
Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati, mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.
Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati, mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.
Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala
Apa yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak
ada yang memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah
Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh setiap
hamba.
Maka
termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabarakawa Ta’ala. Sebagaimana yang ditegaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat, diantaranya:
قُلْ
لَا
يَعْلَمُ مَنْ
فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
الْغَيْبَ إِلَّا
اللَّهُ وَمَا
يَشْعُرُونَ أَيَّانَ
يُبْعَثُونَ
“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui bila
mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)
وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ
لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا
هُوَ وَيَعْلَمُ
مَا
فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَمَا تَسْقُطُ
مِنْ وَرَقَةٍ
إِلَّا يَعْلَمُهَا
وَلَا حَبَّةٍ
فِي
ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ
وَلَا رَطْبٍ
وَلَا يَابِسٍ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)
Hukum mempercayai ramalan
Kewajiban setiap hamba untuk mengimani bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala sajalah yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh karenanya, barangsiapa yang
mempercayai ramalan dukun, paranormal, tukang ramal ataupun ramalan bintang
tentang masa depan berarti dia telah menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan:
مَنْ
أَتَى عَرَّافًا
فَصَدَّقَهُ بِمَا
يَقُولُ فقد كفر
بما
أنزل على محمد صلى الله عليه
وسلم
“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu membenarkan
ucapannya, maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad
–shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib no. 3047)
Bahkan sekedar bertanya tanpa membenarkan atau mempercayai ucapan
paranormal tersebut mengakibatkan tertolaknya sholat seseorang selama 40 hari,
tanpa menggugurkan kewajiban sholat darinya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
أَتَى عَرَّافًا
فَسَأَلَهُ عَنْ
شَىْءٍ لَمْ
تُقْبَلْ لَهُ
صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ
لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu bertanya kepadanya tentang
sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 5957)
Dan termasuk dalam hal ini apabila seorang membaca ramalan-ramalan
bintang (zodiak), feng shui, primbon dan semisalnya yang biasa tersebar di
media massa dan ia mempercayainya maka itu adalah kesyirikan kepada Allah
Ta’ala. Jika sekedar membacanya tanpa meyakininya maka termasuk dosa besar
(lihat At-Tamhid Li Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih Alusy Syaikh
hafizhahullah, hlm. 489-490).
Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa
Ta’ala yang memiliki ilmunya
Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya
kiamat adalah termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan
terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu hikmah.
Allah Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُكَ
النَّاسُ عَنِ
السَّاعَةِ قُلْ
إِنَّمَا عِلْمُهَا
عِنْدَ اللَّهِ
وَمَا يُدْرِيكَ
لَعَلَّ السَّاعَةَ
تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat.
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu
hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari
kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?”
Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi.
Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
“Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril ‘alaihissalam datang dalam bentuk seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in ke-2).
———-
1.Demikian opini umum yang tersebar di tengah masyarakat dan media massa, terlepas dari benar tidaknya film tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar bencana alam. Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri ini sok mengatakan, “paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril ‘alaihissalam datang dalam bentuk seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in ke-2).
———-
1.Demikian opini umum yang tersebar di tengah masyarakat dan media massa, terlepas dari benar tidaknya film tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar bencana alam. Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri ini sok mengatakan, “paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.
Maka untuk meluruskan kesalah pahaman sebagian saudara kami
tentang tulisan ini maka kami tegaskan bahwa artikel ini bukan sebagai “resensi”
ataupun “bantahan ilmiah” terhadap film tersebut, melainkan untuk meluruskan
aqidah kaum muslimin (yaitu kesyirikan ramal-meramal) dan menutup celah
penyimpangannya. Adapun tentang film itu sendiri sudah dimaklumi kalau berisi
gambar bernyawa, menampakkan aurat, membuang-buang harta dan waktu dan
kemungkaran-kemungkaran lainnya, sebagaimana film-film yang lain.
Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang
tanda-tanda kiamat
Termasuk bagian dari rukun iman yang kelima, yaitu beriman dengan
hari kiamat adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Hal tersebut telah
dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits yang shahih, bahkan sebagiannya
mutawatir. Diantaranya dalam hadits Abu Sarihah Hudzaifah bin Asid al-Ghifari
radiyallahu’anhu:
اطَّلَعَ
النَّبِىُّ -صلى الله عليه
وسلم- عَلَيْنَا
وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ
فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا
نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ
حَتَّى تَرَوْنَ
قَبْلَهَا عَشْرَ
آيَاتٍ. فَذَكَرَ
الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ
وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ
الشَّمْسِ مِنْ
مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ
عِيسَى ابْنِ
مَرْيَمَ -صلى الله عليه
وسلم- وَيَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ
خُسُوفٍ خَسْفٌ
بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ
بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ
بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ
وَآخِرُ ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ
مِنَ الْيَمَنِ
تَطْرُدُ النَّاسَ
إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika
sedang berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari
kiamat.” Beliau bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga
kalian melihat sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan, “[1] Dukhan (asap yang
meliputi manusia), [2] keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang yang bisa
berbicara), [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ’Isa bin Maryam
‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya tiga
longsor besar (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat dan di jazirah
Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring
manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)
Dari kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas
pengingkarannya pada tanda yang kelima, yaitu tentang turunnya Nabi ‘Isa
‘alaihissalam, karena dalam hadits yang shahih diterangkan bahwa lama tinggal
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di bumi adalah selama 40 tahun, kemudian beliau meninggal
dunia dan disholati oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan al-Imam Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
dalam Ash-Shahihah no. 2182).
Sedangkan ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember
2012, berarti jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa
‘alaihissalam akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas penyesatan dan
pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah (al-Qur’an dan al-Hadits).
Demikian pula, termasuk tanda kubro sebelum turunnya Nabi ‘Isa
‘alaihissalam, adalah diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal kaum
muslimin dan beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun (dan Nabi ‘Isa
‘alaihissalam turun pada masa kepemimpinan beliau) (sebagaimana dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).
Juga tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin mengalahkan
kaum penjajah dan teroris sejati: Yahudi, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يُقَاتِلَ
الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ
حَتَّى يَخْتَبِئَ
الْيَهُودِىُّ مِنْ
وَرَاءِ الْحَجَرِ
وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ
الْحَجَرُ أَوِ
الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ
هَذَا يَهُودِىٌّ
خَلْفِى فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ
الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ
مِنْ شَجَرِ
الْيَهُودِ
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin memerangi orang
Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai orang Yahudi bersembunyi di
belakang batu dan pohon; maka batu dan pohon itu berkata, “Wahai Muslim, wahai
hamba Allah, inilah orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah,”
kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya ia adalah pohonnya Yahudi.” (HR.
Muslim no. 7523)
Sebagaimana kaum muslimin pada akhir zaman dengan pertolongan
Allah juga akan menundukkan semua kekuatan orang-orang kafir di muka bumi ini.
Dan sudah dimaklumi bahwa pembuat film ini adalah seorang Yahudi, sehingga
tidak berlebihan kalau kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran ketakutan
mereka kepada kaum muslimin, sekaligus ingin memadamkan semangat jihad plus
mengkaburkan aqidah kaum muslimin!?
Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang
mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.
Sejatinya, ketika terjadi kiamat tidak ada lagi orang beriman di
muka bumi ini, karena Allah Ta’ala telah mewafatkan semua orang yang beriman
sebelum terjadinya kiamat. Sehingga yang menyaksikan terjadinya kiamat hanyalah
orang-orang kafir, bahkan mereka adalah seburuk-buruknya manusia yang tersisa
di muka bumi ini. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ
مِنْ شِرَارِ
النَّاسِ مَنْ
تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ
وَهُمْ أَحْيَاءٌ
وَمَنْ يَتَّخِذُ
الْقُبُورَ مَسَاجِدَََََ
“Sesungguhnya diantara makhluk yang paling buruk di sisi Allah
adalah orang yang masih hidup ketika terjadinya kiamat dan orang yang
menjadikan kuburan sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hlm. 216)
Faidah: Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid
mencakup dua makna, pertama: shalat di pekuburan, kedua: membangun masjid di
pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih
al-Fauzan hafizhahullah 1/298).
Kesimpulan
Mempercayai ramalan terjadinya kiamat pada tahun 2012 termasuk
kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (terlepas dari benar
tidaknya film tersebut berbicara tentang kiamat atau sekedar bencana alam).
Lalu bagaimana mungkin seorang mukmin bisa terhibur dengan film, maupun
acara-acara perdukunan seperti The Master dan lainnya yang berdasarkan pada
sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?
Padahal setiap mukmin tidak saja dituntut untuk menjauhi
kekafiran, tapi juga dituntut untuk membenci kekafiran tersebut dan
pelaku-pelakunya. Inilah satu permasalahan penting dalam aqidah seorang muslim
yang dikenal dengan istilah al-wala’ wal bara’, kecintaan dan permusuhan. Bahwa
cinta seorang mukmin kepada iman dan orang-orang yang beriman dan kebenciannya kepada
kekafiran dan orang-orang kafir. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah memberikan
teladan yang baik dalam hal ini:
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ إِذْ
قَالُوا لِقَوْمِهِمْ
إِنَّا بُرَآءُ
مِنْكُمْ وَمِمَّا
تَعْبُدُونَ مِنْ
دُونِ اللَّهِ
كَفَرْنَا بِكُمْ
وَبَدَا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ
وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا
حَتَّى تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya:
‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah selain
Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara kami dan kalian
permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai kalian beriman kepada
Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Sehinggga
termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 27)
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 27)
Maka sangat dikhawatirkan, hadirnya kita untuk menonton dan
mencari hiburan dari acara-acara kekafiran termasuk dalam bentuk meridhoi
kekafiran tersebut.
Di sisi lain, menonton film tersebut minimalnya termasuk perbuatan
sia-sia dan membelanjakan harta untuk kesia-siaan, padahal masih banyak hal-hal
positif yang bisa kita lakukan untuk kebaikan dunia dan akhirat kita. Juga
termasuk kemungkaran, melihat gambar wanita membuka aurat dan meridhoi gambar
bernyawa. Demikian pula jika kita renungkan sejenak, tentang harta yang kita
keluarkan hanya demi suatu hiburan belaka, padahal di negeri kita sendiri
terlalu mudah untuk bertemu peminta-minta setiap harinya di jalan-jalan negeri
kita dan di belahan bumi lain banyak saudara-saudara kita kaum muslimin,
seperti di Palestina, Afganistan, Iraq, dan lainnya yang sangat membutuhkan
uluran tangan kita, karena sekedar untuk mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit
bagi mereka disebabkan penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang kafir,
sementara kita di sini, menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang tidak
syar’i!?
Adapun bagi mereka yang ingin mengambil hikmah atau pelajaran dari
film, novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang sejenisnya, ketahuilah itu
termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan kita dari al-Qur’an dan cabang-cabang
ilmunya yang sangat banyak. Barangsiapa yang tidak bisa mengambil pelajaran
dari al-Qur’an maka bagaimana mungkin ia bisa mengambil dari selainnya!?
Ingatlah, setiap detik yang kita lalui dan setiap harta yang kita
belanjakan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا
عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ
أَرْبَعٍ : عَنْ
عُمُرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ ، وَعَنْ
عِلْمِهِ مَاذَا
عَمِلَ فِيهِ
،
وَعَنْ مَالِهِ
مِنْ أَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَا
أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat
sampai dimintai pertanggung jawaban tentang empat perkara, tentang umurnya ke
mana ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia
belanjakan dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan.” (HR. Tirmidzi,
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib no. 126)
Oleh
karenanya, yang paling penting bagi kita bukanlah mengetahui kapan terjadinya
kiamat, namun apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi hari kiamat.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ أَنَّ
أَعْرَابِيًّا قَالَ
لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى
الله عليه
وسلم- مَتَى
السَّاعَةُ قَالَ
لَهُ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ. قَالَ « أَنْتَ
مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab
dusun bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya hari
kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “apa yang
telah engkau siapkan untuk menghadapi hari kiamat”, ia menjawab, “kecintaan
kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“engkau akan bersama dengan yang engkau cintai”.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar